Ketupat, 'artefak hidup' Nusantara

Rabu, 20 Mei 2020 10:28 ketupat lebaran Ketupat, 'artefak hidup' Nusantara filsafat ketupat R Hendro Rpu
Ketupat, 'artefak hidup' Nusantara
Ketupat, 'artefak hidup' Nusantara

Foto ilustrasi: the jakarta post
Ketika menjelang Lebaran, secara spiritual, terutama di Jawa, ketupat atau 'kupat' sering diacu sebagai simbolisasi dari 'pengakuan diri' ('ngaku lepat' / mengaku salah), atau juga 'laku papat'.
Catatan: R Hendro Rpu


YUKBIZ.COM - Telah cukup banyak tulisan dan ulasan soal ketupat dibuat. Terutama muncul kembali di hari-hari menjelang Lebaran. Baik itu tinjauan dari sisi kuliner, budaya, sampai dengan spiritual.

Itu salahsatu tanda, bahwa sebagai budaya ketupat memang masih terus hidup di masyarakat. Tidak hanya ritual tahunan, di beberapa daerah ketupat hadir sebagai makanan harian; ada ketoprak, ada kupat sayur, kupat tahu, dsb. Yang kesemuanya masih menjadi makanan harian di beberapa daerah.

Ketika menjelang Lebaran, secara spiritual, terutama di Jawa, ketupat atau 'kupat' sering diacu sebagai simbolisasi dari 'pengakuan diri' ('ngaku lepat'), atau juga 'laku papat'.

Tetapi tentu saja secara budaya dan teritori, ketupat bukan hanya milik Jawa, karena  di berbagai daerah di Asia Tenggara juga ada ketupat dengan berbagai namanya.

Misalnya di Bali dengan nama tipat, di Minang 'katupek', di Lombok 'topat', di Makassar 'atupa', di Gorontalo 'atupato', di Filipina 'bugnoy', dst.
Juga secara religi, ketupat bukan 'milik' Islam semata.

Di Bali, berbagai jenis ketupat (tipat) menjadi bagian dari sesaji (banten) di hari-hari tertentu.

BACA JUGA:

* Program Harkulnas GoFood Maksimalkan Omzet UMKM Kuliner di Sumbagsel

* Tengok Harga Mobil Mitsubishi Xpander dan L300, Juni Nanti Ada Perubahan

Dalam catatan sejarah yang tertulis, bahkan penyebutan nama 'kupat' sudah ada jauh sebelum kebudayaan Islam di Nusantara.

Dikutip dari situs rappler.com, seorang arkeolog yg tinggal di Malang, M.Dwi Cahyono, menyatakan bahwa catatan tentang ketupat sudah bisa ditilik pada catatan di abad 9 Masehi. Jejak kupat di nusantara terserak di sejumlah naskah kuno kerajaan di masa lalu.

Naskah tertua menyebutkan ketupat ditemukan di dalam Kakawin Ramayana, yang ditulis pada masa Raja Balitung era kerajaan Mataram.

“Naskah itu menjadi naskah tertua yang ditemukan mengandung nama ketupat. Dalam kakawin itu ketupat disebut dengan nama 'Kupatay', terletak satu deret dengan nama makanan yang lain,” kata M.Dwi Cahyono.

Berita Terkait