Mengutip dari historia.id, Prasasti Sanguran di Malang dari 850 saka (928 M), menyebutkan panganan (makanan kudapan) bernama tambul dan dwadwal.
Seribu tahun yang lalu, makanan itu adalah bagian dari menu raja dan para bangsawan.
Kedua kata itu, tambul dan dwadwal, masih dipakai hingga kini, terutama di Jawa.
Kata 'tambul' sekarang sering dipakai untuk mengacu pada makanan kecil/camilan yang mengiringi minum-minum (tuak, dsb) bersama.
Sedangkan 'dwadwal' kemudian menjadi Dodol yang kita kenal hingga sekarang.
Meskipun di Jawa sendiri ada makanan yang mirip dodol, yakni 'jenang', tetapi umumnya orang mengidentikkan dodol dengan Jawa Barat atau Sunda.
Sementara, untuk jenang sendiri, di Jawa memang ada sedikit 'kerancuan' soal istilah. Makanan serupa dodol, yakni dari ketan-gula merah-kelapa, umumnya di Jawa Timur dan pesisir utara Jawa disebut dengan 'jenang'.
Akan tetapi di pedalaman Jawa Tengah, terutama daerah Surakarta, 'jenang' adalah menunjuk pada semacam bubur beras, baik itu yang dibuat dengan gula merah atau tidak.
Meskipun kita bisa mendapatkan dodol dengan mudah di berbagai toko oleh-oleh. Akan tetapi tak ada salahnya anda berpetualang sekali waktu membuat sendiri kuliner kuno ini untuk keluarga.
Berikut resep dodol khas Garut dari idntimes.com,
Bahan-bahan:
1 kg tepung ketan dari beras ketan
2 sendok makan santan cair
2 kg gula merah, iris-iris halus
2 ons gula pasir
5 buah kelapa (santan kental)
Garam secukupnya
Minyak goreng secukupnya
BACA JUGA:
* Inilah Promo Indomaret 27 Mei - 2 Juni 2020, Banyak Diskon Lho!
* Hari Ini IHSG Berpotensi Menguat, Didorong Saham Sektor Aneka Industri dan Industri Dasar
Cara membuat:
Campur tepung beras ketan, irisan gula merah, santan cair, dan sedikit garam. Rebus hingga kental.
Kemudian, tuang santan kental dan gula pasir. Masak hingga kental, sekitar 3,5 jam.
Setelah itu, tuang adonan di atas tampah besar yang telah diberi kertas minyak. Olesi adonan dengan minyak goreng hingga rata, dinginkan.
Gulung adonan hingga bulat atau dipotong bentuk dodol sesuai selera.
Dodol siap disajikan.
Salam Kuliner Lestari.
Jelajah Kuliner Nusantara: DODOL, Yang Kuno, Yang Tetap Ngehit. Jajanan Apa Sih Itu?