Ilustrasi foto petani gambir di Sumbar – Bisnis.com/Noli
YUKBIZ.COM, PADANG – Sentra perekonomian gambir, saat ini tengah menjadi perhatian di wilayah Sumatera Barat (Sumbar)
Pemerintah Provinsi Sumatra Barat melakukan sejumlah langkah-langkah untuk mengangkat perekonomian komoditas gambir, yang kini tengah dilema dengan kondisi harga yang jauh dari kata layak.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, sebagian besar komoditas gambir Sumbar diekspor ke India, dan ada sebagian kecil dikirim ke pasar domestik.
BACA JUGA:
* Ini 10 Industri yang Bikin Miliarder di Amerika Kaya Raya
* TIPS UMKM Terhindar dari Phising Menurut Saran Google, Kenali Secara Kasat Mata
Kendati gambir telah di ekspor, tapi nyatanya kini kondisi ekonomi petani gambir tidak sebaik di awal-awal mulai berkembangnya komoditas gambir di Sumbar.
"Dulu, semua orang bergerak untuk bertanam gambir, karena harganya bagus, bisa mencapai Rp100 ribu per kilogramnya. Petani gambir dulu itu, benar-benar hidup dalam ekonomi yang sehat. Tapi sekarang, nasib petani gambir, jauh dari kata layak," kata Mahyeldi, Rabu (27/10/2021).
Akhir-akhir ini harga gambir di Sumbar bervariatif di antara sejumlah daerah yang memiliki perkebunan gambir, mulai dari belasan ribu hingga puluhan ribu rupiah per kilogramnya.
Padahal untuk memproduksi gambir itu menjadi layak jual, prosesnya tidaklah mudah. Persoalannya bukan lambatnya produksi, tapi melainkan adanya permainan pasar.
"Gambir di Sumbar hanya India yang menerimanya. Jadi dikarenakan cuma 1 negara yang menerima, banyak petani menilai harga yang terjadi itu adalah permainan India," ujarnya.
Mahyeldi pun tidak menyalahkan India, tapi ada juga petani yang ternyata tidak jujur dalam memproduksi gambirnya, seperti adanya ditemukan getah gambir di campur tanah.